Seringkali ketika kita melaksanakan sholat, kita masih memikirkan urusan dunia. Padahal ketika seorang hamba sedang berdiri dalam sholat, sejatinya ia sedang berdiri di hadapan Allah. Dan saat itu pula merupakan waktu khusus kita untuk mengingat Allah dan sepenuhnya meninggalkan urusan dunia. Tapi mengapa urusan-urusan dunia masih bercokol di hati dan pikiran ketika kita sedang sholat? Apakah urusan-urusan dunia itu begitu besar dan lebih penting sehingga bisa mengambil bagian dalam sholat kita?
Jika kita bisa memaknai kalimat takbir “Allahu Akbar” saat kita memulai sholat maka Insya Allah sholat kita bisa lebih khusyu’.
اَللّهُ اَكْبَرُ
Kalimat “Allahu Akbar” yang sering diterjemahkan “Allah Maha Besar” menggunakan bentuk Isim Tafdhil. Isim Tafdhil adalah bentuk dari sebuah kata benda (Isim) yang menunjukkan dua perkara yang masing-masing memiliki suatu sifat dan salah satunya melebihi yang lain dalam sifat tersebut. Bentuk Isim Tafdhil bisa menunjukkan makna yang artinya “lebih” atau “paling”. Dalam gramatika Bahasa Inggris lebih dikenal dengan istilah Superlative Degree dan Comparative Degree.
Isim Tafdhil menggunakan pola “Af’alu” ( أَفْعَلُ ). Lihat contoh berikut:
- Zaid lebih tinggi dari Kholid (menunjukkan arti lebih)
- Zaid mahasiswa paling tinggi (menunjukkan arti paling)
- زَيْدٌ أَطْوَلُ مِنْ خَالِدٌ
- زَيْدٌ أَطْوَلُ طَالِبٍ
Jika Isim Tafdhil setelahnya ada kata “Min” maka pada posisi ini Isim Tafdhil menunjukkan arti lebih (Comparative Degree – Contoh 1). Sedangkan jika Isim Tafdhil berposisi sebagai Mudhoof dan setelahnya diikuti Isim Mufrod (kata benda tunggal) maka Isim Tafdhil seperti ini menunjukkan arti paling (Superlative Degree – Contoh 2)
Dalam kalimat “Allahu Akbar” terdiri dari dua buah kata yaitu Allah dan Akbar. Kata “Akbaru” merupakan bentuk Isim Tafdhil dari kata “Kabiirun” (Besar). Karena tidak ada huruf Jar “Min” yang mengikuti maka kata “Akbaru” diartikan menjadi “Paling Besar”.
Contoh perubahan Isim Tafdhil:
- كَبِيْرٌ (Besar) – أَكْبَرُ (Paling Besar)
- طَوِيْلٌ (Tinggi/Panjang) – أَطْوَلُ (Paling Tinggi/Panjang)
- جَمِيْلٌ (Indah/Cantik) – أَجْمَلُ (Paling Indah/Cantik)
Jadi arti dari kalimat Allahu Akbar adalah Allah Yang Paling Besar, Allah Maha Besar. Hanya Dzat Allah yang paling besar dan tidak ada yang lebih besar dariNya. Ketika kita bertakbir mengawali sholat maka kita harus mencoba memaknai secara mendalam bahwasanya tidak ada yang lebih besar dari Allah, tidak ada yang lebih penting dariNya. Dan kita harus senantiasa menghadirkan pemahaman bahwa kita ini kecil, hanya Allah yang Besar. Seluruh urusan dunia kita tidak lebih besar daripada Allah. Seluruh masalah kita tidak lebih besar dan tidak lebih penting daripada Allah. Segala sesuatu selain Allah harus coba kita tepikan terlebih dahulu ketika kita telah mengawali sholat dengan mengucap “Allahu Akbar”. Dengan asas keyakinan ini Insya Allah kita bisa lebih memaknai sholat dan tetap khusyu’ di setiap rangkaiannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Mu’minun:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang dalam shalatnya selalu khusyu’” (Al-Mu’minun:1-2).
Wallahu A’lam.
Mengapa tidak menggunakan Allah alkabir?
Maaf kami tidak tahu.