Kisah Nabi Yusuf – Arti Hayta Laka

Pintu-pintu itu ditutup oleh wanita cantik yang telah berdandan. Kecantikan di atas kecantikan. Bukan satu pintu yang dia tutup, ada yang mengatakan sekitar 7 pintu yang ditutup sebelum ia mengatakan sebuah kata kepada seorang pemuda tampan. Ketampanan pemuda ini faktanya bisa membuat pandangan wanita yang melihatnya terpaku takjub. Wanita cantik yang berhias dan pemuda paling tampan sepanjang sejarah. Wanita ini tergoda karena ketampanan pemuda tersebut. Pasalnya pemuda ini tinggal di Istana Al-Aziz, pemimpin Mesir kala itu. Al-Aziz adalah suami wanita ini. Siapa pemuda tersebut? Ya betul, Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Setelah seluruh pintu ditutup wanita ini mengajak Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan keji, zina – Na’udzubillah min dzalik.

 

Istri Al-Aziz tersebut memanggil seraya mengajak mendekat dengan ungkapan “Hayta Laka” (هَيْتَ لَكَ) seperti disebutkan di Surat Yusuf (12) ayat 23 . Bentuk lain dari Hayta adalah Haytu, Hiyta (هَيْتُ، هِيتَ). Tapi yang lebih kita kenal biasanya Hayta. Sebagian mengatakan Hayta berasal dari bahasa Suryani atau bahasa Qibti. Hayta merupakan Isim Fi’il Jamid. Hayta bermakna Ta’aal (تَعَالَ) – kemari, mari, sini! , Halumma (هَلُمَّ) – kemari!, kemarilah!, Asri’ (أَسْرِعْ) – bergegas. Terjemah Hayta Laka versi kemenag: “Marilah mendekat kepadaku.”  Terjemah versi English: “Come to me!”.

Panggilan ini ditujukan kepada seseorang dengan harapan yang dipanggil itu segera mendekat yang memanggil.

Andaikan Anda adalah seorang pemuda yang diuji seperti Nabi Yusuf.

“Ayo ke sini mendekat kepadaku”

“Kemarilah, bergegas mendekat kepadaku, buruan…”

Atau ajakan semisalnya dari Wanita cantik yang sudah berhias untuk melakukan perzinahan. Apakah sanggup menghindar? Bahkan Nabi Yusuf sekalipun sudah berhasrat. Tapi di situlah Allah menyelamatkan Nabi Yusuf.

Maka, tidaklah mungkin bagi kita sebagai seorang hamba yang lemah ketika diselamatkan dari kemaksiatan baik kekufuran, dosa besar ataupun dosa kecil melainkan semua itu adalah taufiq dari Allah Azza wa Jalla. Segala amal kebaikan dan ketaatan yang kita lakukan hakikatnya adalah kemurahan dan kasih sayang Allah. Tuhan kita.

Nas’alullaha As-salamah

نسأل الله السلامة

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *